Tuesday, 6 March 2018

Sinyal AM dan Bentuk Sinyal Modulasi Amplitudo (AM)

  • Pengertian AM ( Amplitude Modulation )


    Sinyal Amplitude Modulation merupakan salah satu bentuk modulasi dimana sinyal informasi digabungkan dengan sinyal pembawa (carrier) berdasarkan perubahan amplitudonya. Bentuk modulasi dimana amplitudo sinyal pembawa di variasikan secara proposional berdasarkan sinyal pemodulasi (sinyal informasi). Frekuensi sinyal pembawa tetap konstan. Besarnya amplitudo sinyal informasi mempengaruhi besarnya amplitudo dari carrier, tanpa mempengaruhi besarnya frekuensi sinyal pembawa. Parameter sinyal yang mengalami perubahan adalah amplitudonya, Amplitudo sinyal pembawa berubah-ubah sesuai dengan perubahan amplitudo sinyal informasi. Rentang frekuensi Amplitude Modulation adalah 500 Hz – 1600 KHz dan panjang gelombang atau amplitudo adalah 1600 KHz – 30000 KHz. Jika direntangkan dengan satuan meter, jangkauan sinyal Amplitude Modulation bisa mencapai puluhan ribu kilometer.

    Amplitude Modulation adalah metode pertama kali yang digunakan untuk menyiarkan radio komersil. Kelemahan dari sistem Amplitude Modulation adalah mudah terganggu oleh gangguan atmosfer dan kualitas suara terbatasi oleh bandwidth yang sempit.

    Gelombang Amplitude Modulation mengalir dekat dengan tanah pada siang hari dan semakin tinggi ke angkasa pada malam hari, dengan arti lain sulit untuk mendapatkan radius penyiaran selama jam siang. Amplitude Modulation juga mudah terhalang oleh bangunan tinggi.

  • Bentuk Sinyal Modulasi Amplitudo (AM)

   Sinyal pembawa berupa gelombang sinus dengan persamaan matematisnya:

   Sinyal pemodulasi, untuk memudahkan analisa, diasumsikan sebagai gelombang sinusoidal juga, dengan persamaan matematisnya:

dimana,

Ec = amplituda maksimum sinyal pembawa
ωc = 2π fc dengan fc adalah frekuensi sinyal pembawa
Em = amplituda maksimum sinyal 
ωm = 2π fm dengan fm adalah frekuensi sinyal pemodulasi

Sinyal AM, yakni sinyal hasil proses modulasi amplituda, diturunkan dari :e_{s}=(E_{c}+e_{m})sin\omega _{c}t
menjadi,
e_{s}=E_{c}sin\omega _{c}t+\frac{mE_{c}}{2}cos(\omega _{c}-\omega _{m})t-\frac{mE_{c}}{2}cos(\omega _{c}+\omega _{m})t

sehingga index modulasi (m) :

m=\frac{E_{m}}{E_{c}}=\frac{E_{max}-E_{min}}{E_{max}+E_{min}}

   index modulasi merupakan ukuran seberapa dalam sinyal informasi memodulasi sinyal pembawa. Apabila index modulasi terlalu besar (m>1) maka hasil sinyal termodulasi AM akan cacat dan apabila index modulasi terlalu rendah (m<1 daya="" maka="" maksimal.="" o:p="" sinyal="" termodulasi="" tidak="">

   Untuk menghindari keadaan overmodulasi yaitu keadaan dimana gelombang pembawa termodulasi lebih dari 100 %, maka kita harus dapat membatasi besar-kecilnya modulasi yang terjadi. Hal ini dapat diatasi dengan cara menentukan nilai index modulasi (m). Pengaruh indeks modulasi terhadap proses modulasi sinyal pembawa dapat di pahami dari gambar berikut:

  • Pengaruh Indeks Modulasi

                                                 

   Kondisi index modulasi m = 1 adalah kondisi ideal, dimana proses modulasi amplituda menghasilkan output terbesar di penerima tanpa distorsi. Spektrum sinyal AM dapat digambarkan sebagai berikut:

  • Spektrum Sinyal AM
                                                  


Dari gambar diatas terlihat, modulasi amplituda memerlukan bandwidth 2x bandwidth sinyal pemodulasi (= 2fm). Daya total sinyal AM dapat dituliskan dalam persamaan matematik sebagai berikut :
 P_{t}=P_{c}(1+\frac{m^2}{2})=P_{c}+\frac{P_{c}m^2}{2}
 dimana Pc adalah daya sinyal pembawa

\\frac{P_{c}m^2}{2}  adalah daya total sideband (LSB +USB)

 Dari persamaan -persamaan tersebut di atas dapat kita diketahui bahwa lebar pita frekuensi (band width) dalam sebuah proses modulasi amplitudo (AM) adalah dua kali frekuensi sinyal informasi.


Thanks for information from, http://jarkomsuyanto.blogspot.co.id/

0 komentar:

Post a Comment